Pages

Minggu, 04 Agustus 2013

Karya Ilmiah Tentang Pengaruh Air Terhadap Pertumbuhan Tanaman



BAB I
PENDAHULUAN
1.1  LATAR BELAKANG
Air merupakan sumber kehidupan, tanpa air tidak ada makhluk yang dapat hidup. Begitu juga tanaman,salah satu unsur terbesar tanaman adalah air yaitu berkisar anatara 90% untuk tanaman muda, sampai kurang dari 10% untuk padi-padian yang menua sedangkan tanaman yang mengandung minyak , kandungan airnya sangat sedikit. penyiraman harus dilakukan teratur agar tidak kekurangan. Jika tidak disiram, tanaman akan mati kekeringan. Air merupakan bahan untuk fotosintesis, tetapi hanya 0,1% dari total air yang digunakan untuk fotosintesis. Air yang digunakan untuk transpirasi tanaman sebanyak 99 %, dan yang digunakan untuk hidrasi 1 %, termasuk untuk memelihara dan menyebabkan pertumbuhan yang lebih baik. Selama pertumbuhan tanaman membutuhkan sejumlah air yang tepat
Air merupakan reagen yang penting dalam proses-proses fotosintesa dan dalam proses-proses hidrolik. Disamping itu juga merupakan pelarut dari garam-garam, gas-gas dan material-material yang bergerak kedalam tumbuhtumbuhan,melalui dinding sel dan jaringan esensial untuk menjamin adanya turgiditas, pertumbuhan sel, stabilitas bentuk daun, proses membuk dan menutupnya stomata, kelangsungan gerak struktur tumbuh-tumbuhan . Kekurangan air akan mengganggu aktifitas fisiologis maupun morfologis, sehingga mengakibatkan terhentinya pertumbuhan. Defisiensi air yang terusmenerus akan menyebabkan perubahan irreversibel (tidak dapat balik) dan pada gilirannya tanaman akan mati.
1.2  Tujuan
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah :
1.      mahasiswa dapat m,engetahui peranan air bagi tanamanØ
2.       Mahasiswa dapat mengetahui dampakØ kekurangan dan kelebihan air bagi tanaman
3.       Mahasiswa dapat menambah wawasan mengenai pentin bgnya air bnagi tanaman
  
BAB II
PEMBAHASAN


2.1 Sekilas Tentang Sifat Air
Air adalah basis dari kehidupan kemungkinan besar kehidupan  pertama kali berevolusi di dalam air Itulah sebabnya keberadaan  Air dianggap sebagai kemungkinan adanya kehidupan di tempat lain.  air meliputi sekitar 75% dari permukaan bumi ini.Di alam, air terdapat dalam tiga bentuk:padat, cairdan gas. Sel hidup, 70% lebih terdiri dari air,termasuk badan manusia. Kekurangan air beberapa persen saja sudah cukup membuat badan ini lemah, dan kekurangan beberapa puluh persen dapat menyebabkan kematian.
Kehidupan sangat bergantung dari sifat-sifat dari air yang unik dibanding liquid yang lain. sifat-sifat ini berasal dari  struktur dan interaksi molekul air .Air memiliki apa yang dinamakan ikatan hidrogen yang anehnya cukup kuat. Ikatan ini memberikan air lebih struktur daripada liquid yang lain, dan memberikan kohesi yang tinggi yang  membantu transport dalam tumbuhan. Ikatan ini juga memberikan tegangan permukaan air yang cukup kuat, dan memberikan bentuk butir-butir air. Demikian pula air mempunyai tingkat adhesi yang tinggi dengan kebanyakan material. Imbibisi (proses merasuknya air ke dalam struktur berpori-pori) membantu penyerapan air ke dalam biji dan memecahkan kulit biji sehingga biji tersebut dapat tumbuh.
Ikatan hidrogen juga menyebabkan air mempunyai kapasitas panas yang tinggi sehingga dapat berfungsi sebagai tempat penampung panas yang efektif. Pada waktu musim panas air menampung panas dan pada waktu musim dingin mengeluarkannya perlahan, sehingga menjaga level temperatur yang stabil yang penting bagi iklim dan kehidupan. air juga memerlukan energi yang banyak untuk menguap sehingga memoderasi panas dari matahari, menjaga temperatur ekosistem air, dan menjaga temperatur organisma dari ekses panas.  Air juga mempunyai sifat anomali, yaitu mengembang ketika didinginkan kurang dari 4 derajat. Hal ini terjadi karena perubahan struktur air menjadi tetrahedral. Hal ini menjaga air di kedalaman menjadi beku. Karena berat jenis es lebih ringan, es terbentuk dipermukaan dulu. Ketika air membeku, panas dibebaskan ke lapisan di bawahnya dan mengisolasinya. Hal ini juga membuat transisi antara musim tidak terjadi dengan tiba-tiba.
Air bersifat polar sehingga melarutkan kebanyakan molekul ionik seperti mineral.Air digunakan untuk mandi, mencuci, dan oleh  tanaman digunakan sebagai alat transport mineral. Seperti juga  air sistem biologi kebanyakan berada dalam pH netral, dan sebagai
buffer air menjaga keseimbangan pH tersebut, yang sangat penting  bagi proses-proses dalam sel.
2.2 Peranan Air Bagi tumbuhan
Air yang di butuhkan oleh tanaman adalah air yang berada di dalam tanah yang di tahan oleh butir-butir tanah . air ini berasal dari cadangan dalam tanah yang telah ada sebelum tanaman di tanam dan curah hujan yang turun senbelumnya. Peranan air bagi tumbuhan guna menjamin kelangsungan proses fisiologis dan biologi pertumbuhannya yaitu :
Ø  Merupakan 90 – 95% penyusun tubuh tanaman
Ø  Aktivator enzim
Ø  Pereaksi dalam reaksi hidrolisis
Ø  Sumber H dalam fotosintesis
Ø  Penghasil O2 dalam fotosintesis
Ø  Pelarut dan pembawa berbagai senyawa
Ø  Menjaga Ψp sel yang penting untuk pembelahan, pembesaran, pemanjangan sel,
Ø  mengatur bukaan stomata, gerakan daun dan bunga (misal epinasti)
Ø  Pemacu respirasi
Ø  Mengatur keluar masuknya zat terlarut ke dan dari sel
Ø  Mendukung tegaknya tanaman, terutama pada tanaman herbaceus
Ø  Agensia penyebaran benih tanaman
Ø  Mempertahankan suhu tanaman tetap konstan pada saat cahaya penuh
2.3 Macam-Macam Air
Ø  Air gravitasi: berada di pori makro tanah, diikat sangat lemah oleh partikel tanah, dengan cepat turun ke lapisan yang lebih dalam, tidak dapat dimanfaatkan tanaman
Ø  Air kapiler: terdapat di pori mikro tanah, melapisi butiran tanah, diikat longgar oleh partikel tanah, dapat dilepaskan oleh perakaran, dapat diserap akar
Ø  Air higroskopis: air yang menempati posisi sangat dekat dengan partikel tanah, diikat sangat kuat, akar tidak mampu memutus ikatan, tidak dapat diserap akar
2.4 Faktor-Faktor Mempengaruhi Kebutuhan Air Pada Tanaman
Banyak pertanyaan yang mendasar seputar bagaimana menyiram tanaman yang baik. Untuk menjawab itu, ada beberapa hal penting yang berkaitan dengan kebutuhan air pada saat penyiraman, yaitu:
a)      Jenis, Bentuk dan Umur Tanaman
Berdasarkan kebutuhan air, umumnya ada tiga jenis tanaman, yaitu:
o   Jenis Suka Air, memerlukan air yang cukup banyak untuk dapat hidup dengan baik, contohnya jenis Adiantum, Begonia, Calathea, Dracaena, Dieffenbachia, Monstera, Peperomia serta jenis pakis-pakisan.Jenis
o   menyukai air dalam jumlah sedang, memerlukan air yang cukup tapi tidak berlebih untuk tumbuh dalam kondisi yang sehat, contohnya adalah Aglaonema, Anthurium, Philodendron, dan lainnya Jenis menyukai
o   sedikit air, merupakan jenis tanaman yang dapat tumbuh dengan baik dalam keadaan sedikit air, contohnya berbagai jenis tanaman sukulen, kaktus, Sansiviera, Chryptanthus dan lainnya.
Bentuk daun juga harus diperhatikan, jika daunnya besar dan tipis, berarti tanaman tidak kuat kondisi kering dan membutuhkan relatif lebih banyak air dalam penyiraman. Jika daun ada lapisan lilinnya berarti sedikit tahan akan kondisi kering. Daun kecil akan menghindari penguapan air saat siang hari. Akan tetapi penting pula diketahui jenis tanamannya, apakah tanaman menyukai air atau tidak
b)      Lokasi dan Kondisi Sekitar Tanaman
Lokasi juga mempunyai andil dalam menentukan banyaknya air untuk penyiraman. Tanaman dalam pot yang diletakkan di bawah naungan dengan yang langsung di bawah sinar matahari akan mempunyai perbedaan kebutuhan air. Umumnya tanaman yang berada di daerah naungan membutuhkan jumlah air yang relatif lebih sedikit dari pada tanaman yang terkena sinar matahari langsung.
Peletakan tanaman pada sumber air membutuhkan air yang berbeda dengan yang diletakkan di tengah lapangan terbuka. Peletakan di dekat sumber air merupakan jenis tanaman yang menyukai kondisi air cukup banyak untuk pertumbuhannya. Jenisnya pun berbeda dengan tanaman yang tahan akan sinar matahari.
c)      Jenis Media Tanam
Media merupakan material yang bersentuhan langsung dengan akar, bagian tanaman yang sangat penting untuk penyerapan air dan unsur hara lainnya. Media tanaman yang umum digunakan adalah tanah, humus, sekam, cocopeat, pasir malang, dan akar pakis. Masing-masing mempunyai daya ikat air yang berbeda. Humus mengandung banyak sisa-sisa bagian tanaman yang membusuk. Biasanya bersifat menahan air. Tetapi jika diletakkan di area terbuka, humus mudah kering dan berbentuk serpihan2/butiran2 halus.
Sekam yang umumnya digunakan adalah jenis sekam biasa dan sekam bakar. Bentuknya yang berupa butiran-butiran sekam kasar membantu tanah dalam memperbaiki struktur tanah hingga menjadi remah-remah tidak padat sehingga air dapat mengalir dengan lancar. Untuk itu media tanam sekam murni relatif cocok untuk tanaman hias pada pot, atau campuran media tanam pada musim hujan agar air tidak merusak akar yang akan mengakibatkan busuk akar.
Cocopeat relatif dapat menyimpan air hingga penggunaan media dengan campuran bahan ini sangat tepat saat musim kering, tetapi jangan biarkan media ini terlampau kering. Beda dengan pasir malang yang lebih bersifat tidak menahan air. Sangat cocok digunakan sebagai campuran media tanam pada musim hujan. Tak jarang untuk penanaman sering kali media tersebut dicampur dengan jumlah tertentu. Oleh karena itu penting mengetahui sifat media terhadap daya pegang air untuk mendapat media yang ideal dengan jenis tanaman yang hendak ditanam.
d)     Besar Kecilnya Pot
Terkait dengan tingkat kelembaban media dalam pot. Pot kecil akan mempunyai tingkat kelembaban yang lebih kecil jika dibandingkan dengan media pada pot yang besar. Tepai pot besar mempunyai kelebihan dalam pertumbuhan akar tanaman. Banyaknya ruang yang tersedia dapat memberikan ruang yang cukup untuk bernafasnya akar.
e)      Musim
Dua musim utama di Indonesia, musim kering dan musim hujan, akan mempengaruhi penyiraman terhadap tanaman. Musim kering tanaman harus diperiksa apakah memerlukan penyiraman satu-dua hari sekali sedangkan musim hujan apakah harus disiram setiap hari atau tidak.
2.5 Pengaruh Cekaman Air Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman
Pertumbuhan tanaman didefinisikan sebagai bertambah besarnya tanaman yang diikuti oleh peningkatan berat kering. Proses pertumbuhan tanaman terdiri dari pembelahan sel, perbesaran sel dan diferensiasi sel Kekurangan air pada tanaman terjadi karena ketersediaan air dalam media tidak cukup dan transpirasi yang berlebihan atau kombinasi kedua faktor tersebut. Di lapangan walaupun di dalam tanah air cukup tersedia, tanaman dapat mengalami cekaman (kekurangan air). Hal ini terjadi jika kecepatan absorpsi tidak dapat mengimbangi kehilangan air melalui proses transpirasi .
Kehilangan air dari tanaman oleh transpirasi merupakan suatu akibat yang mtidak dapat dielakkan dari keperluan membuka dan menutupnya stomata untuk masuknya CO2 dan kehilangan air melalui transpirasi lebih besar melalui stomata daripada melalui kutikula. Indeks luas daun yang merupakan ukuran perkembangan tajuk, sangat peka terhadap cekaman air, yang mengakibatkan penurunan dalam pembentukan dan perluasan daun, peningkatan penuaan dan perontokan daun, atau keduanya. Perluasan daun lebih peka terhadap cekaman air daripada penutupan stomata. Selanjutnya dikatakan bahwa peningkatan penuaan daun akibat cekaman air cenderung terjadi pada daun-daun yang lebih bawah, yang paling kurang aktif dalam fotosintesa dan dalam penyediaan asimilat, sehingga kecil pengaruhnya terhadap hasil.
Martin, Tenorio dan Ayerbe (1994) menjelaskan bahwa cekaman air yang terjadi pada paruh kedua dari siklus hidup tanaman ercis mengakibatkan penurunan nilai LAI (leaf area index) setelah pembungaan. Hal ini menyebabkan rendahnya hasil biji ercis bila dibandingkan dengan hasil pada musim tanam sebelumnya, dimana curah hujan selama paruh pertama siklus hidupnya lebih besar. Kekurangan air dapat menghambat laju fotosintesa, karena turgiditas sel penjaga stomata akan menurun. Hal ini menyebabkan stomata menutup.
Penutupan stomata pada kebanyakan spesies akibat kekurangan air pada daun akan mengurangi laju penyerapan CO2 pada waktu yang sama dan pada akhirnya akan mengurangi laju fotosintesa .Disamping itu penutupan stomata merupakan faktor yang sangat penting dalam perlindungan mesophyta terhadap cekaman air yang berat. Waktu antara penyebaran benih dan pemasakan dapat diperpendek atau diperpenjang tergantung pada intensitas dan waktu terjadinya cekaman air. Hasil penelitian Turk dan Hal pada tahun 1980 dan Lawn tahun 1982 menunjukkan bahwa kacang tunggak berbunga dan masak lebih awal dibawah tingkat cekaman air sedang, tetapi cekaman air yang berat menunda aktivitas reproduktif
Kedalaman perakaran sangat berpengaruh terhadap jumlah air yang diserap. Pada umumnya tanaman dengan pengairan yang baik mempunyai sistem perakaran yang lebih panjang daripada tanaman yang tumbuh pada tempat yang kering. Rendahnya kadar air tanah akan menurunkan perpanjangan akar, kedalaman penetrasi dan diameter akar .Peningkatan pertumbuhan akar di bawah kondisi cekaman air ringan sampai sedang mungkin sangat penting dalam menyadap persediaan air baru bagi suatu tanaman.Hasil penelitian Nour dan Weibel tahun 1978 menunjukkan bahwa kultivarkultivar sorghum yang lebih tahan terhadap kekeringan, mempunyai perkaran yang lebih banyak, volume akar lebih besar dan nisbah akar tajuk lebih tinggi daripada lini-lini yang rentan kekeringan.Hasil penelitian Martin, Tenorio dan Ayerbe (1994) menunjukkan bahwa perakaran tanaman ercis yang mengalami cekaman air pada paruh kedua dari siklus hidupnya tidak dapat menjelajahi keseluruhan lapisan tanah pada kedalaman 45 – 75 cm. Dengan kata lain tanaman ercis tidak dapat mengekstrak air di bawah kedalaman 70 cm. akibat lebih lanjut cekaman air akan menurunkan hasil tanaman, dan bahkan tanaman gagal membentuk hasil. Jika cekaman air terjadi pada intensitas yang tinggi dan dalam waktu yang lama akan mengakibatkan tanaman.
Tanggap pertumbuhan dan hasil tanaman terhadap cekaman air tergantung fase pertumbuhan saat cekaman air tersebut terjadi. Jika cekaman air terjadi pada fese pertumbuhan vegetatif yang cepat, pengaruhnya akan lebih merugikan dibandingkan dengan jika cekaman air terjadi pada fese pertumbuhan lainnya. Proses-proses fisiologi yng mengakibatkan perubahan hasil karena cekaman air, digambarkan oleh Hsio dkk. tahun 1976 seperti pada gambar berikut.
Untuk mengetahui apakah tanaman cukup air atau tidak, dapat melihat gejala-gejala yang ditampakkan oleh tanaman. Diantaranya adalah:
a.       Pengecekan media tanam:
Ø  Jika media terasa remah lepas, berarti media sedikit mengandung air
Ø  Periksa dengan membuat lubang sebesar ibu jari dengan kedalaman 1,5-3cm. Jika kering maka kelembaban tanaman rendah dan tanaman perlu disiram.
b.      Gejala fisiologis tanaman:
Ø  Tanaman layu dan daun tua coklat dan mengering, dicurigai tanaman kekurangan air. Periksa media dan gejala lain apakah disebabkan oleh hama dan penyakit tanaman lainnya.
Ø  Pinggiran daun berwarna coklat dan kering untuk tanaman kekurangan air
Ø  Jika berbunga dan kurang air, maka bunga akan gugur dengan cepat.
Ø  Jika daun ujungnya coklat, kemungkinan besar kelebihan air.
Ø  Dalam media yang terlalu lembab, akar akan membu. Dampak kandungan lengas pada perkembangan sistem perakaran
2.6 Dampak Kelebihan Air pada Tanaman
Kelebihan air pada tanaman biasanya terlihat /terjadi ketika awal musim hujan (akhir musim kemarau) dan padsa saat pertengfahan musim hujan. Yang sangat berdampak bagi pertumbuhan tanaman dapat di lihat sebagai berikut:” Awal musim hujan (akhir musim kemarau)
Ciri, sinar matahari cukup banyak, suhu udara panas, kelembaban udara absolute (Ah) tinggi, kelembaban udara relatip (Rh) tinggi, hujan masih jarang terjadi, dan sumber air tanah maupun air permukaan sedikit. Dampak bagi tanaman yaitu proses transpirasi (proses pendinginan) terganggu karena tingginya nilai Rh. Keadaan ini diperparah dengan sulitnya proses pendinginan secara konduksi lewat daun, karena bahang panas pada fase musim ini juga tinggi. Akibatnya tanaman akan kepanasan, daun dan batang tanaman nampak layu meski masih nampak hijau. Kalau kondisi parah ranting dan daun akan menguning dan rontok.
Kesalahan yang sering dilakukan pada fase ini, melihat tanaman nampak layu timbul anggapan tanaman kurang air. Padahal kelayuan muncul bukan karena kekurangan air (seperti pada musim panas), namun akibat terganggunya proses penyerapan air karena transpirasi terhambat. Dampak selanjutnya gampang diduga, zona akar akan kelebihan air dan mengundang penyakit.
Pertengahan musim hujan. Ciri, sinar matahari terhalangi mendung, suhu udara turun, kelembaban udara absolute (Ah) turun / rendah, kelembaban udara relatip (Rh) tinggi, frekwensi hujan tinggi, dan sumber air tanah maupun air permukaan melimpah.
Dampak bagi tanaman antara lain Kelembaban (Rh) tinggi pada suhu yang rendah merupakan kondisi ideal pertumbuhan spora jamur. Tanaman yang tidak sehat atau bagian tanaman yang tua menjadi rentan serangan jamur. Genangan-genangan air pada bagian batang, bonggol, dan daun (bagian-bagian yang kaya karbohidrat) cepat atau lambat akan diserbu jamur.
2.7 Stress Fisiologis Tanaman
Stress air pada tanaman merupakan faktor utama dalam penghambatan produktivitas tanaman. Proses fisiologis selalu berhubungan dengan air. Hilangnya air dari jaringan tanaman dapat berpengaruh pada banyak hal, antara lain berkurangnya tekanan hidrostatik di dalam sel, meningkatnya konsentrasi makromolekul dan larutan dengan berat molekul kecil. Beberapa aktivitas fisiologis yang dipengaruhi oleh stress air antara lain sebagai berikut.
a.       Pembesaran dan Pembelahan Sel
Proses yang paling sensitif terhadap stress air adalah pertumbuhan sel. Pengaruh utama tampak pada proses fisis. Bila tekanan turgor sel jatuh akibat stress air, pembesaran sel juga menurun karena kehilangan tekanan di dalam sel. Turgor yang tinggi dalam jaringan kadang-kadang dijumpai pada malam hari dibanding dengan pada siang hari. Ketersediaan air tanah juga berpengaruh pada potensi air di daun dan juga perkembangan/perluasan daun. Stress air yang berkepanjangan dapat menghambat pembelahan sel (meristem) belum jelas apakah penghambatan tersebut secara langsung atau tidak langsung.
b.      Dinding Sel dan Sintesis Protein
Dinding sel tersusun sebagian besar dari selulosa yang merupakan penggabungan dari molekul glukosa. Sintesis substansi ini tertekan pada kondisi stress air. Dilaporkan juga penggabungan asam amino ke dalam bentuk protein juga dihambat oleh stress air, tetapi belum jelas bagaimana stress air berpengaruh terhadap sintesis protein.
c.       Enzim
Defisit air berpengaruh langsung terhadap level enzim. Pada kondisi stress yang moderat, level beberapa enzim meningkat, misal enzim hidrolase dan dehidrogenase. Pada umumnya stress air mengakibatkan menurunnya kadar enzim, terutama nitrat reduktase. Stress air berpengaruh pada turgor, apakah kemudian tekanan turgor juga berpengaruh terhadap enzim yang berada di plasma membran, masih menimbulkan pertanyaan, mungkin bahwa aktivitas ATP ase membran dikendalikan oleh besarnya turgor, yang juga dinyatakan bahwa potensial membran tergantung pada turgor. Diduga bahwa perubahan potensial membran dimaksudkan agar jaringan tanaman dapat mengendalikan reaksi fisiologis, misal penyerapan bahan-bahan terlarut. Hubungan antara penyerapan sukrosa dan turgor telah disebutkan di depan. Hal yang serupa dijumpai pada hubungan antara turgor dan penyerapan K+ pada ganggang Velonia sp, penyerapan K+ meningkat bila turgor sel menurun dan sebaliknya. Dengan demikian nampak bahwa tekanan turgor memiliki fungsi ganda dalam proses pertumbuhan. Ia dibutuhkan untuk menekan dinding/membran sel untuk memberi fasilitas pemecah ikatan kimia dan tahap berikutnya mengendalikan bahan-bahan terlrut yang dibutuhkan untuk pertumbuhan.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1    KESIMPULAN
Air bagi tanaman merupakanØ bahan untuk fotosintesis, tetapi hanya 0,1% dari total air yang digunakan untuk fotosintesis. Air yang digunakan untuk transpirasi tanaman sebanyak 99 %, dan yang digunakan untuk hidrasi 1 %, termasuk untuk memelihara dan menyebabkan pertumbuhan yang lebih baik. Selama pertumbuhan tanaman membutuhkan sejumlah air yang tepat .Kebutuhan air bagi tanaman dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lainjenis tanaman dalam hubungannya dengan tipe dan perkembangannya, kadar air tanah dan kondisi cuaca
 peranan air bagi tumbuhan sangat besar diantaranya
untuk pemakaian evapotranspirasi ,di gunakan untuk proses asimilasi, sebagai pengangkut unsure harav , sebagai pengatur tegangan sel, dan sebagai bagian dari tanamaan baik sebagai penyusun jaringan ,maupun sebagai penolonng sifat sifat bahan-bahan penyusun jaringan tersebut.
Kekurangan air bagi tanaman dapat menyebabkan aktivitas prposes vaktivitas dan fisiologis tanaman terhambat bahkan tidaka kan berjalan, tanaman yang kekuirangan air akan menyebabkan tanaman layu dan akhirnya akan menyebabkan kematian pada tanaman Karen jaringan-jaringan tanaman tidak lagi berfungsi dengan baik. Sedangkan kelebihan air pada tanaman akan meyebabkan permukaan tanah tempat tanaman hidup akan lembab karena kelebihan air, keaaadaan lembab tersebut akan memunculkan mikro organisme jamur yang akan mengakibatkan tumbuhnya penyakit bagi tanaman.
3.2    SARAN
Untuk  dapat meningkatkan produksi pertanian, maka sebaiknya setiap pelaku usaha tani agar dapat menerapkan teknologi-teknologi yang dianjurkan oleh para penyuluh pertanian. Karena dengan menggunakan teknologi-teknologi terbaru maka hasil pertanian kita dapat di tingkatkan.
DAFTAR PUSTAKA
Aak, 1983,Dasar-Dasar Bercocok Tanam,kanisus, Yogyakarta.
Arsyad sofyan.dkk,1983,Ilmu iklim dan Pengairan. C.v yasaguna.
 

Karya Ilmiah tentang Pengaruh Media Tanam pada Pertumbuhan Kacang Hijau

BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Kacang hijau  atau Phaseolus Aureus berasal dari Famili Leguminoseae  adalah sejenis tanaman budi daya dan palawija yang dikenal luas di daerah tropika. Tumbuhan yang termasuk suku polong-polongan (Fabaceae) ini memiliki banyak manfaat dalam kehidupan sehari-hari sebagai sumber bahan pangan berprotein nabati tinggi. Kacang hijau di Indonesia menempati urutan ketiga terpenting sebagai tanaman pangan legum, setelah kedelai dan kacang tanah.
Pertumbuhan adalah proses fisiologis yang ditandai dengan bertambahnya jumlah sel dan bertambahnya volume sel yang bersifat irreversible(tidak dapat mengecil kembali). Pada tumbuhan ber sel 1 terjadi penambahan besar sel, sedangkan pada tumbuhan multiselluler terjadi pembesaran sel maupun penambahan ukuran sel.
Perkembangan adalah proses pada tubuh untuk mencapai kedewasaan atau maturitas. Matuaritas tidak dapat diukur secara kuantitatif namun bisa dilihat dari cirri-cirinya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan ada 2; Faktor Eksternal dan Faktor internal.
Faktor Eksternal adalah faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan dari luar, meliputi: nutrisi, suhu, cahaya, air, kelembaban, media tanam,dll.
Faktor Internal adalah faktor dari dalam, meliputi: gen dan hormon.
Berdasarkan latar belakang tersebut kami ingin mengadakan penelitian mengenai pengaruh media tanam terhadap pertumbuhan biji kacang hijau dengan membedakan media tanam pada masing-masing biji.

B.Rumusan Masalah
          Berdasarkan Latar belakang di atas,maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1.  Adakah pengaruh perbedaan media tanam terhadap pertumbuhan dan perkembangan kacang hijau?
2.  Bagaimana pengaruh perbedaan media tanam terhadap pertumbuhan dan perkembangan kacang hijau?


C.Batasan Masalah
          Kami mengamati pengaruh perbedaan media tanam terhadap pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan kacang hijau.

D.Hipotesis
          Hipotesis yaitu sesuatu yang dianggap benar untuk alasan atau pengutaraan pendapat (teori, proposisi, dan sebagainya) meskipun kebenarannya masih harus dibuktikan. Atau dengan kata lain, hipotesis adalah anggapan dasar yang masih perlu dibuktikan. Dalam hal ini adalah dengan melakukan penelitian terhadap tumbuhan yang telah disediakan.
          Hipotesis dari penelitian ini adalah perbedaan media tanam memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembanagn tumbuhan kacang hijau.

E.Tujuan Penelitian
          Penelitian ini bertujuan untuk:
1.  Mengetahui adanya pengaruh perbedaan media tanam terhadap pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan kacang hijau.
2.  Mengetahui bagaimana pengaruh perbedaan media tanam terhadap pertumbuhan dan perkembangan tumbuahan kacang hijau.

F.Manfaat Penelitian
1.    Sebagai sumber informasi bagi sebagian orang yang belum mengetahui pengaruh perbedaan media tanam terhadap pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan kacang hijau;
2.    Sebagai sumber informasi dalam pengembangan teknologi pertanian;
3.    Sebagai media pembelajaran mengenai pengaruh perbedaan media tanam terhadap pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan kacang hijau bagi pembaca;
4.    Sebagai media tambahan untuk proses pembelajaran.

G.Variabel
·      Variabel kontrol yaitu variabel yang dibuat sama oleh peneliti. Dalam hal ini yang menjadi variabel kontrol yaitu kecambah kacang hijau, jumlah air.
·      Variabel bebas/variabel manipulatif yaitu variabel yang sengaja dibuat tidak sama oleh peneliti. Yang menjadi variabel bebas adalah jenis air yang diberikan pada kecambah kacang hijau.
·      Variabel terikat/variabel respon adalah variabel yang terjadi akibat perlakuan variabel bebas. Yang menjadi variabel terikat adalah kecepatan tumbuh kecambah kacang hijau.

BAB II
LANDASAN TEORITIS
A.Teori Mengenai Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan Kacang Hijau
Dalam pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan Kacang Hijau ini, dasar teori yang digunakan adalah teori totipotensi yang ditulis oleh Schleiden dan Schwann yang menyatakan bahwa teori totipotensi adalah bagian tanaman yang hidup mempunyai totipotensi, kalau dibudidayakan di dalam media yang sesuai, akan dapat tumbuh dan berkembang menjadi tanaman yang sempurna, artinya dapat bereproduksi, berkembang biak secara normal melalui biji atau spora.

B.Teori Mengenai Media Tanam
Dalam media tanam / tumbuh, tanah memiliki peran yang penting di bidang pertanian maupun perkebunan. Sifat fisik tanah dan terkandung dalam tanah yang menyebabkan tanah sering dipakai sebagai media tanam:
1.Profil tanah
Jika tanah digali sampai kedalaman tertentu, dari penampung vertikalnya dapat dilihat gradasi warna yang membentuk lapisan-lapisan (horison) atau biasa disebut profil tanah. Di tanah hutan yang dusah matang terdapat tiga horison penting yaitu horison A, B dan C.
·         Horison A atau top soil adalah lapisan tanah paling atas yang paling sering dan paling mudah dipengaruhi oleh faktor iklim dan faktor biologis. Pada lapisan ini sebagian besar bahan organik terkumpul dan mengalami pembusukan.
·         Horison B disebutkan juga dengan zona penumpukan ( illuvation zone ). Horizon ini memiliki bahan organik yang lebih sedikit tetapi lebih banyak mengandung unsur yang tercuci daripada horizon A.
·         Horizon C adalah zona yang terdiri dari batuan terlapuk yang merupakan bagian dari batuan induk.

2.Warna tanah
Warna adalah petunjuk untuk beberapa sifat tanah. Biasanya perbedaan warna permukaan tanah disebabkan oleh perbedaan kandungan bahan organik. Semakin gelap warna semakin tinggi kandungan bahan organiknya. Warna tanah dilapisan bawah yang kandungan bahan organik rendah lebih banyak dipengaruhi oleh jumlah kandungan dan bentuk senyawa besi (Fe). Didaerah yang mempunyai sistem darinase (serapan air) buruk, warna tanahnya abu-abu karena ion besi yang terdapat didalam tanah berbentuk Fe 2+.

3.Tekstur tanah
Komponen mineral dalam tanah terdiri dari campuran partikel-partikel yang secara individu berbeda ukurannya. Menurut ukuran partikelnya, komponen mineral dalam tanah dapat dibedakan menjadi tiga yaitu :
·         Pasir, berukuran 50 mikron – 2 mm
·         Debu, berukuran 2-50 mikron
·         Liat, berukuran dibawah 2 mikron
Tekstur tanah sangat berpengaruh pada proses pemupukan, terutama jika pupuk diberikan lewat tanah, pemupukan pada tanah bertekstur pasir tentunya berbeda dengan tanah bertekstur lempung atau liat, tanah bertekstur pasir memerlukan pupuk lebih besar karena unsur hara yang tersedia pada tanah berpasir lebih rendah. Disamping itu aplikasi pemupukan juga berbeda karena pada tanah berpasir pupuk tidak bisa diberikan sekaligus karena akan segera hilang terbawa air atau menguap.
Sedangkan, kapas memiliki struktur kapas yang lembut, dan juga memiliki daya serap air yang rendah. Sehingga, media tanam dengan kapas dapat terjaga kelembabannya, dan juga memiliki persediaan air dalam jangka waktu yang lama.

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A.Jenis Penelitian
          Jenis penelitian yang kami gunakan adalah jenis penelitian eksperimen.

B.Populasi dan Sampel
          Populasi penelitian adalah pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan kacang hijau yang dipengaruhi oleh media tanamnya.  Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 12 biji kacang hijau yang diletakkan pada:
·      Polybag A untuk media tanam berupa pupuk kandang;
·      Polybag B untuk media tanam berupa tanah biasa;
·      Polybag C untuk media tanam berupa tanah berpasir;
·      Polybag D untuk media tanam berupa kapas.
Polybag yang kami gunakan tiap sampelnya sama dan biji kacang hijau yang memiliki besar dan berat yang sama dengan pengukuran sebelum dan sesudah perendaman.

C.Waktu dan Tempat Penelitian
          Penelitian kami lakukan dari hari jum’at tanggal 21 Desember 2012 sampai dengan hari rabu tanggal 26 Desember 2012


D.Variabel dan Definisi Operasional Variabel
·      Variabel Kontrol dalam penelitian ini adalah polybag,kecambah atau tanaman kacang hijau,sinar matahari,jumlah tanaman,penyiraman,dll.Maka definisi operasional variabel kontrol adalah segala hal yang memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan kacang hijau yang diterima setiap tumbuhan dalam satuan atau kadar yang sama.
·      Variabel Bebas dalam penelitian ini adalah media tanam untuk menanam tumbuhan kacang hijau.Maka definisi operasional variabel bebas adalah perbedaan media tanam untuk tumbuhan kacang hijau.
·      Variabel Terikat dalam penelitian ini adalah kecepatan tumbuh kecambah kacang hijau.Maka definisi operasional variabel terikat adalah pertambahan panjang kecambah kacang hijau yang diukur dari akar hingga pucuk dalam satuan sentimeter(cm) dan diukur setiap satu(1) hari sekali (sore hari).
E.Alat dan Bahan
·      Alat:
1.Polybag
2.Penggaris
3.Buku
4.Alat Tulis
·      Bahan:
1.12 Biji Kacang Hijau
2.Cahaya Matahari
3.Tanah
4.Air
5.Kapas
F.Cara Kerja
·      Rendam kacang hijau selama satu malam agar lebih cepat tumbuh.
·      Pilihlah kacang hijau yang akan ditanam (yang keadaanya sama).
·      Isi Keempat polybag dengan media tanam yang berbeda:Polybag A (Pupuk Kandang), Polybag B (Tanah Biasa), Polybag C (Tanah Berpasir, dan Polybag D (Kapas).
·      Masukkan masing-masing dua biji kacang hijau (dengan keadaan sama) ke tiap polybag yang memiliki media tanam berbeda tadi.
·      Letakkan Polybag tersebut pada lokasi yang sama,dan sirami dengan volume air yang sama pula (2 kali sehari).
·      Amati Pertumbuhannya setiap hari (satu kali sehari selama 6 hari)


BAB IV
HASIL PENELITIAN
A.Hasil Pengamatan
Hari ke
Pupuk kandang
Tanah biasa
Tanah berpasir
kapas
1
Mulai menanam
Mulai menanam
Mulai menanam
Mulai menanam
2
Muncul tunas
Muncul tunas
Muncul tunas
Muncul tunas
3
2 cm
2 cm
1,5 cm
2 cm
4
6 cm
5 cm
5 cm
5,5 cm
5
12 cm
11,5 cm
8,5 cm
9,5 cm
6
15 cm
13 cm
12,5 cm
12,5 cm


BAB V
PENUTUP
A.Kesimpulan
          Berdasarkan hasil penelitian,kami menyimpulkan bahwa media tanam berupa pupuk kandang merupakan media tanam terbaik dibandingkan tiga media tanam lainnya. Karena kacang hijau akan tumbuh lebih tinggi dan baik dengan media tanam berupa pupuk kandang.
B.Saran
          Dari kesimpulan yang telah dibahas, maka saran untuk pengembangan lebih lanjut adalah perlunya dilakukan penelitian lanjutan untuk mengetahui jenis media tanam yang paling tepat untuk dapat menjadikan kecambah tumbuh lebih cepat dan baik.